Jumlah Kasus Penyakit Menular Berdasarkan Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2024

📊 Analisa Data Penyakit Menular Kota Banjarbaru Tahun 2024

Sumber: data.banjarbarukota.go.id

1. Gambaran Umum

  • Total kasus penyakit menular di Kota Banjarbaru tahun 2024 mencapai 18.519 kasus.
  • Kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi adalah Landasan Ulin (6.106 kasus / 33%), diikuti Banjarbaru Utara (4.377 kasus / 23,6%), dan Banjarbaru Selatan (3.773 kasus / 20,4%).
  • Kecamatan dengan kasus paling sedikit adalah Cempaka (1.544 kasus / 8,3%).

2. Penyakit dengan Jumlah Kasus Tertinggi

  1. Bumil Diperiksa Sifilis → 7.211 kasus (39% dari total kasus)
    → menunjukkan tingginya cakupan pemeriksaan ibu hamil.
  2. Diare → 4.342 kasus (23%)
    → penyakit menular dengan beban kasus terbanyak setelah sifilis.
  3. Typoid (Tifus) → 3.677 kasus (20%)
  4. ISPA/Pneumonia Balita → 1.431 kasus (7,7%)

➡️ Keempat penyakit ini menyumbang lebih dari 90% total kasus.


3. Penyakit dengan Kasus Rendah

  • Malaria hanya 28 kasus (0,15%), relatif kecil dan hampir tidak ada di Liang Anggang.
  • HIV/AIDS sebanyak 88 kasus (0,47%), meski kecil tetap menjadi perhatian karena sifatnya yang kronis.
  • Hepatitis B sebanyak 95 kasus, juga perlu kewaspadaan karena berisiko kronis.
  • Gigitan HPR (Rabies) sebanyak 119 kasus → risiko zoonosis masih ada.

4. Sebaran Kasus per Kecamatan

  • Landasan Ulin → tertinggi pada kasus Typoid (1.152), Diare (1.073), dan Bumil Diperiksa Sifilis (3.013).
  • Cempaka → relatif rendah di semua penyakit, namun terdapat 18 kasus Malaria (tertinggi di kota).
  • Banjarbaru Utara → menonjol pada Typoid (1.329) dan ISPA (493).
  • Banjarbaru Selatan → tertinggi pada Diare (1.096) dan Bumil Sifilis (1.498).
  • Liang Anggang → tinggi pada TB Paru (386), Diare (731), Bumil Sifilis (853).

5. Temuan Penting

  • Penyakit dominan: Diare, Typoid, ISPA, dan Bumil Sifilis → menggambarkan beban utama ada pada penyakit berbasis lingkungan & infeksi saluran pencernaan/pernapasan.
  • Kasus menonjol per kecamatan:
    • Cempaka → Malaria paling tinggi dibanding kecamatan lain.
    • Liang Anggang → TB Paru cukup tinggi (386 kasus).
  • Pemeriksaan Bumil Sifilis menunjukkan angka tinggi karena bersifat screening, bukan murni kasus sakit, sehingga lebih ke arah capaian pelayanan kesehatan ibu.

6. Rekomendasi

  1. Pencegahan & Edukasi Masyarakat
    • Penguatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk menekan Diare & Typoid.
    • Edukasi ibu hamil terkait pemeriksaan rutin (positif sebagai deteksi dini).
  2. Pengendalian Penyakit
    • ISPA & Pneumonia Balita → perlu peningkatan imunisasi & program gizi anak.
    • TB Paru → fokus skrining dan pengobatan tuntas, terutama di Liang Anggang.
    • DBD → meski tidak dominan, tetap perlu pengendalian vektor karena fluktuatif musiman.
  3. Wilayah Spesifik
    • Cempaka → perkuat pencegahan Malaria (surveilans, lingkungan).
    • Banjarbaru Utara & Selatan → kampanye kesehatan lingkungan karena tingginya Diare & Typoid.

Kesimpulan:
Beban utama penyakit menular di Kota Banjarbaru tahun 2024 didominasi Diare, Typoid, ISPA Balita, dan layanan pemeriksaan sifilis pada ibu hamil. Faktor lingkungan, sanitasi, dan perilaku masyarakat menjadi kunci pengendalian. Upaya pencegahan berbasis masyarakat serta peningkatan layanan kesehatan primer perlu diperkuat, terutama di Landasan Ulin, Banjarbaru Utara, dan Banjarbaru Selatan sebagai penyumbang kasus terbesar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *